raihan lubis
Mak,
kabut pagi itu mendekap tubuhku ketika menapaki tanah Semende
kabut yang pernah menemani langkahmu ke kebun kopi
kabut yang pernah menyelimuti pohon-pohon kopi kita dulu
Mak,
Aku tahu berat hatimu berpisah dengan pohon-pohon kopi itu
Pohon-pohon kopi yang pernah menghidupi kita
tapi bagaimana mungkin bertahan jika pohon-pohon kopi itu terus menggerorgoti kita
bagai kutu daun, katamu
Mak,
Kebun kopi itu kini telah menjadi belukar
Rusuh hatiku melihatnya
tapi membukanya kembali akupun tak sanggup
petani tak bisa hidup dengan pasti di negeri ini
Mak,
maafkan aku yang tak bisa membuka kembali kebun kopimu
maafkan aku yang tak bisa menjadi petani kopi seperti dirimu dulu
zaman tak pernah berubah buat petani, Mak
Jakarta, 18 Januari 2018
No comments:
Post a Comment